SKALA.ID – Langen Tayuban kini sudah menjadi tradisi yang melegenda bagi warga Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jateng, ketika menjelang masa Panen Raya atau Bersih Desa.
Upacara ini berkaitan erat dengan keberadaan Batu Punden keramat yang berada di tengah desa. Batu keramat yang dimaksud, tidak lain Batu Gilang atau Batu Punden Tambakboyo yang kini diletakan di Bale Desa setempat, sedangkan kesenian Langen tayuban.
Sangat hubungan spiritualnya dengan Batu Punden sendiri. Sementara bagi masyarakat awam tarian tayub juga sering disebut tarian ledhek atau tayuban.
Lupa Ritual ‘Turun Telaga’ Pengantin Perempuan Bakal Melahirkan Bayi Albino
Seiring perkembangan jaman, nama ritual di desa Tambakboyo, cukup disebut dengan nama Tayuban Tambakboyo atau Ledhekan Tambakboyo. Akhirnya banyak yang menyingkat dengan sebutan ritual Tambakboyonan.
”Dalam tradisi ini, ada dua kegiatan yang paling inti atau tidak boleh ditinggalkan meski hanya sekali saja, yaitu menggelar kesenian tayub dan memberikan sajian dan umbul donga di Punden Tambakboyo,” jelas Samsul Arifin, Kades Desa Tambakboyo.
Mengapa harus ada kesenian tayub? menurut sejarahnya, keberadaan Batu Punden dulu ditemukan secara unik dan mengandung misteri gaib.
Ritual Di Sendang Sinangka, Godaan Gaibnya Wanita Cantik
Jauh sebelum era kemerdekaan Republik Indonesia, seorang warga secara tidak sengaja melihat batu muncul di permukaan sungai dan menjadi ramai, karena batu itu tidak bisa diangkat puluhan orang, kendati batu misterius itu ukurannya tidak begitu besar.
Namun pada malam harinya ada sesepuh desa yang waktu itu bermimpi, ditemui kakek mengenakan surban, jubah serba putih yang mendekat dan membisikan kalimat pesanan.